SŪTRA MAÑJUŚRĪMŪLAKALPA
曼殊室利焰曼德迦万爱秘术如意法
Mànshū shì lì yàn màn dé jiā wàn ài mì shù rúyì fǎ
Suatu Kutipan
Pada waktu itu, Buddha Gautama tinggal di Alam Suddhavasa, beliau bersemadi dengan
asanapadma dan ketika beliau memandang sekilas persamuan agung itu, beliau berkata: Wahai para putra dewa, kalian harus mendengarkan dengan seksama upaya terampil dari Pemuda Manjusri.
(Kalian harus mengetahui) apa yang dimaksud dengan mantra tertinggi untuk perlindungan dan penyembuhan penyakit dalam melakukan ritual.
Buddha (di semua masa) memuji (mantra ini) sebagai “Raja di antara semua mantra”.
Jika ada kulaputra yang mempunyai kepedulian untuk melafalkan mantra ini, maka daya kebajikan dari mantra ini adalah sebanding dengan semua mantra lainnya.
(Daya) dari mantra ini tak dapat dilawan. Mantra ini bahkan dapat memanggil Maha Bodhisatwa Manjushri Yang Belia, (dan) beliau merasa diharuskan melakukan berbagai tindakan lainnya.
Begitu juga semua Bodhisatwa lainnya juga melafalkan mantra-mantra di alam ini dan alam lainnya dengan tujuan untuk menanggulangi segala rintangan. Mantra ini mempunyai kekuatan terpendam yang dahsyat dan daya yang luar biasa, mantra yang paling efektif di antara semua (mantra).
Inilah mantra ‘satu kata’ di antara semua mantra.
Satu kata mantra ini membuat segala upaya membuahkan hasil dan memastikan semua perbuatan bajik terselesaikan dengan baik. Kalian, semua penghuni alam dewa seharusnya mendengarkan mantra tertinggi, luar biasa, dan sangat hebat ini.
Buddha Gautama lalu mulai mengucapkan mantra:
“OM TARA SIDDHAM”
Wahai para putra dewa, mantra satu kata ini adalah rahasia tertinggi di antara semuanya. Tiada satu makhluk hidup pun yang berani menentang (mantra ini).
Semua makhluk halus dan semua dewa tidak akan berani mendekat; semua Buddha memastikan segalanya akan mendukung.
Di antara semua mantra, mantra ini dapat mewujudkan apa yang diinginkan. Mantra ini adalah Jaya Wijaya di semua alam.
Mereka yang menginginkan kekayaan akan dikaruniai kekayaan berlimpah sekehendaknya. (Mantra ini juga) mentransformasi kebencian menjadi kemurahan hati, segala jenis perasaan menjadi welas asih, segala pembangkangan menjadi ketaatan.
Singkatnya:
Segala upaya akan terlaksana. Bahkan meskipun seseorang tanpa memasuki ruangan pemujaan dan langsung melafalkan mantra ini, begitu tangannya menyentuh orang-orang, maka mereka akan mematuhinya. Jika seseorang melafalkan mantra ini ditujukan ke pakaiannya, maka orang lain akan menyukai dirinya.
Jika seseorang menderita sakit gigi, dia dapat melafalkan dan menujukan mantra ini pada sepotong tusuk gigi dari kayu (
danta-kasta) dan menggosokkan kayu itu pada gigi yang sakit; maka rasa sakitnya akan hilang.
Jika seseorang menderita sakit mata, dia bisa menggiling sejumlah garam kasar (
saindhava) menjadi bubuk. Melafalkan mantra ini sebanyak 7 kali pada bubuk garam dan mengoleskannya ke kelopak mata (yang sakit) maka rasa sakitnya akan hilang.
Jika seseorang menderita sakit telinga, dia dapat mengumpulkan kotoran gajah dan kuda serta sejumlah jamur tanah, garam kasar dan mencampurkan itu semua dengan minyak
borage. Setelah itu lafalkan mantra ini sebanyak 7 kali dan semua itu digiling menjadi bubuk halus. Campuran ini dipanaskan dan ramuan ini lalu dioleskan ke telinga yang sakit. Rasa sakitnya akan reda.
Jika ada wanita dalam proses persalinan, sulit melahirkan, dan merasa sakit di perut; maka ambillah ‘
akar Adhatoda(atarusa)’ dan air suling. Tumbuklah akar-akar itu dan lafalkan mantra ini sebanyak 7 kali. Setelah itu, oleskan ramuan herbal ini di bawah pusar wanita tersebut. Dengan begitu, wanita itu akan melahirkan bayinya dengan mudah.
Jika ada yang terkena panah dan mata anak panah itu tertancap di tubuhnya serta tidak dapat dicabut dengan aman, maka ambillah sedikit minyak samin yang sudah tersimpan lama, lafalkan mantra ini sebanyak 108 kali dan mintalah orang itu meminum minyak saminnya, maka mata anak panah akan dapat dicabut dengan mudah.
Jika ada yang mengonsumsi makanan yang sudah basi, dan oleh karenanya, menderita masalah pencernaan, dia menderita sakit perut, muntah dan diare yang parah, kolera dan takut akan kematian; maka ambillah sedikit garam hitam, garam kasar atau garam jenis apa pun, lafalkan mantra ini sebanyak 7 kali dan haluskan garam ini menjadi bubuk, lalu larutkan garam ini dalam segelas air hangat. Mintalah sang pasien meminum obat ini maka dia akan membaik.
Jika ada wanita yang mandul, sulit hamil, serta ingin mempunyai bayi laki-laki dan perempuan, maka ambillah sedikit akar
Ashwagandha, masaklah dengan minyak samin, kemudian tumbuklah. Setelah itu, campurkan dengan sedikit susu sapi kuning serta lafalkan mantra ini sebanyak 25 kali. Lalu, mintalah wanita itu membersihkan diri dan meminum ramuan itu. Baik suami maupun istri, keduanya harus bertekad untuk setia satu sama lain. Dengan melakukan ini, wanita itu akan mengandung.
Atau jika ada wanita yang belum mempunyai anak setelah 3-5 tahun atau setelah bertahun-tahun; atau terkena kutukan atau menderita karena guna-guna; atau karena berbagai jenis penyakit atau gangguan lain atau korban racun—siapa pun yang dikarenakan sebab-sebab di atas sehingga tidak dapat mempunyai anak. Dia harus mengambil beberapa helai bulu burung merak dan merebusnya bersama minyak samin beberapa kali. Setelah itu, giling bulu merak itu menjadi bubuk, campurkan dengan gumpalan gula seukuran kurma. Lanjutkan dengan melafalkan mantra ini sebanyak 27 kali dan wanita itu harus meminum ramuan tersebut hingga habis. Dengan melakukan ini dan dalam waktu 7 hari, wanita itu harus menyiapkan minuman yang terbuat dari susu bercampur gula. Dia harus melafalkan mantra ini sebanyak 7 kali dan meminum ramuan yang telah disiapkan. Jika wanita itu melakukan apa yang diinstruksikan, maka tubuhnya akan termurnikan; segala penyakitnya akan sembuh dan dia akan mengandung.
Jika ada wanita yang menstruasinya tidak berhenti, ambillah segenggam rumput atau akar jerami dan rebuslah itu bersama susu. Setelah melafalkan mantra ini sebanyak 108 kali, minumlah susu itu.
Jika ada yang menderita sakit migrain, maka dia harus mengambil sehelai bulu burung, melafalkan mantra ini sebanyak 7 kali. Setelah itu, secara perlahan mengusapkannya pada bagian tubuh yang sakit, dan dia akan terbebas dari migrain selamanya.
Jika ada yang menderita sakit malaria, mengalami demam selama satu hari, dua hari, tiga hari, empat hari, atau sering sekali, atau sesekali; maka dia seharusnya memasak bubur dengan susu dan minyak samin. Dia harus melafalkan mantra ini sebanyak 108 kali sebelum memakan bubur itu. Begitu bubur itu dimakan, maka penyakit malarianya akan segera sembuh.
Jika ada yang menderita karena guna-guna atau kutukan kematian, dia hendaknya memohon agar guna-guna itu kembali kepada orang yang menjampinya. Dia sendiri harus melafalkan mantra ini sebanyak 108 kali, maka semua kutukan akan hilang.
Jika ada yang kerasukan makhluk Kataputana dan makhluk-makhluk halus lainnya, atau penyakit anak-anak lainnya yang disebabkan oleh ulah makhluk bukan manusia, dia seharusnya melafalkan mantra ini sebanyak 108 kali dan mengusap kepala pasien. Dengan melakukan itu, segala penyakit tersebut akan sembuh.
Jika ada yang digigit ular, kalajengking atau anjing gila; segera tiuplah lukanya disertai pelafalan mantra ini sebanyak 7 kali. Dengan melakukan itu, lukanya akan sembuh.
Jika ada yang menderita penyakit kusta atau kurus-kering, dia seharusnya mandi untuk membersihkan dirinya kemudian pergi ke tempat yang sunyi dan terus-menerus melafalkan mantra ini. Dengan melakukan itu, penyakitnya akan sembuh.
Siapa pun yang melafalkan mantra ini harus menjauh dari orang-orang jahat, daerah yang kotor dan berbau, tidak minum minuman keras, tidak makan daging maupun lima jenis tanaman berbau tajam. Jika seseorang melafalkan mantra ini dengan penuh keyakinan dan konsentrasi, maka mantra ini menjadi mujarab.
Jika seseorang melafalkan mantra ini sekali dalam sehari, mantra ini akan melindungi orang tersebut.
Jika seseorang melafalkan mantra ini sebanyak dua kali, mantra ini juga akan melindungi kerabatnya.
Jika seseorang melafalkan mantra ini sebanyak tiga kali, mantra ini akan melindungi keluarganya.
Jika seseorang melafalkan mantra ini sebanyak empat kali, mantra ini akan melindungi satu desa.
Jika seseorang melafalkan mantra ini sebanyak lima kali, mantra ini akan melindungi satu kota.
Jika seseorang melafalkan mantra ini sebanyak 100 kali, mantra ini akan melindungi satu negara.
Jika seseorang melafalkan mantra ini sebanyak 1.000 kali, mantra ini akan melindungi seluruh dunia.
Singkatnya, melafalkan mantra ini dapat menyembuhkan penyakit, melindungi seseorang, dan memberikan manfaat setiap saat. Semakin banyak seseorang melafalkan mantra ini, maka apa pun yang dia lakukan akan sesuai keinginannya, dan segala sesuatu akan terwujud.
Saat itu, semua penghuni alam dewa bersukacita dan memutuskan untuk mempraktikkan mantra ini setelah mendengar pembabaran Buddha tentang ‘raja mantra
dharani satu kata’. (Jika ada orang yang ingin terbebas, ingin mendapatkan manfaat besar, dan ingin mencapai Kebuddhaan, maka dia dapat mengikuti apa yang telah dijelaskan dalam harta karun mantra ini dengan penuh keyakinan).
***
Diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh tim Potowa Center. Maret 2020.
Dedicated to BOROBUDUR
Lalitavistara (Kiprah Semesta)
Saat itu, Bodhisattva Mahasattva Maitreya berkata kepada Bhagavan: “Bhagavan, para Bodhisattva Mahasattva ini, yang bersemayam di sepuluh penjuru ingin mendengarkan secara langsung darimu, ingin belajar bagaimana Engkau memutar Roda Dharma. Oleh karena itu, Bhagavan, mohon berbaik hati menerangkan roda seperti apa yang disebut Roda Dharma, yang telah diputar oleh Tathagata, Arhat, Samyaksambuddha.”
Bhagavan menjawab: “Maitreya, Roda Dharma adalah mendalam karena tidak dapat dipahami secara intelektual. Roda ini sulit dilihat karena tidak ‘berbelah.’ Roda ini sulit dipahami karena bukan objek analisa konseptual. Roda ini sulit dimengerti karena berhubungan dengan kesamaan antara
jnana dan
vijnana.”
“Roda ini tanpa cemaran karena menghantar pada pencapaian pembebasan, yang bebas dari halangan apa pun. Roda ini halus karena tak dapat dicontoh. Roda ini sangat penting karena menghantar pada pencapaian pengetahuan (
jnana) yang bagaikan vajra. Roda ini tak terhancurkan karena sudah ada sebelum diputar.”
“Roda ini tanpa elaborasi mental karena
shunya dari sumber pemikiran konseptual. Roda ini tidak terganggu karena kekokohannya tak terhingga. Roda ini meliputi semua karena seperti angkasa.”
“Maitreya, Roda Dharma ini memiliki sifat keberadaan dari semua pengalaman (
dharma). Roda ini memiliki daya untuk mengajar. Roda yang melampaui kelahiran, pemberhentian, dan ketahanan. Roda yang tanpa landasan apa pun. Itu adalah roda Dharma yang sepenuhnya nonkonseptual.”
“Itu adalah roda
shunyata (
śūnyatā), roda tanpa tanda (
animitta), roda tanpa keinginan (
apraṇihita). Itu adalah roda tak terkondisi (
anabhisaṃskāra), roda keheningan (
viveka), roda tanpa
raga (
virāga), roda pemberhentian (
virodha), dan roda yang terintegrasi dengan
citta tergugah Tathagata (
tathāgatānubodha).”
“Itu adalah roda tanpa kebingungan mengenai Dharmadhatu, roda yang tidak goyah mengenai ‘batas makhluk mengenal realita’ (
bhutakoti). Itu adalah roda tanpa keterikatan dan halangan. Itu adalah roda yang bebas dari dua pandangan buntu mengenai kesalingterkaitan. Itu adalah roda tanpa gangguan dalam Dharmadhatu, yang melampaui pusat dan tepi.”
“Itu adalah roda aktivitas Tathagata yang tanpa daya upaya dan tak terhentikan (
anābhogabuddhakāryapratipraśrabdha). Itu adalah roda yang melampaui aktivitas dan tanpa aktivitas (
apravṛtyabhinirvṛtti). Roda yang sepenuhnya tak dapat ditangkap dengan konsep (
atyantānupalabdhi). Roda yang melampaui upaya dan tanpa upaya (
anāyūhāniryūha). Roda yang seperti sifat pengalaman (
anabhilāpya). Itu adalah roda memasuki kesamaan semua pengalaman dalam lingkup tunggal (
kaviṣayasarvadharma-samatāvatāra).”
“Itu adalah roda yang tak pernah mundur dan terus-menerus melimpahkan bimbingan dan adhisthana kepada para makhluk yang tidak bebas (
akṣaṇasattvavinayādhiṣṭhāna-pratyudāvartya). Itu adalah roda yang memasuki jalan kenyataan tertinggi, yang tidak ‘berbelah’ (
akṣaṇasattvavinayādhiṣṭhānapratyudāvartya). Itu adalah roda yang benar-benar meliputi Dharmadhatu (
dharmadhātusamavasaraṇa). Roda ini tak terukur karena melampaui segala batasan.”
“Roda ini tak dapat dirinci satu per satu (
asaṃkhyeya) karena melampaui sesuatu yang dapat dihitung. Roda ini tak terbayang (
acintya) karena melampaui alam konsep. Roda ini tak terbandingkan (
atulya) karena melampaui kesamaan. Roda ini tak terungkapkan (
anabhilāpya) karena melampaui semua ungkapan kata-kata.”
“Roda ini tak dapat diukur. Tak dapat dicontoh karena melampaui semua contoh. Roda ini seperti angkasa; tidak berhenti, juga tidak permanen. Kesalingterkaitan tidak akan menggoyahkan kedamaiannya; roda ini sepenuhnya damai. Roda ini adalah realitas itu sendiri. Sifat keberadaannya tidak lain dari itu, tidak seperti itu, juga bukan tidak seperti itu.”
“Roda ini membabar bahasa yang dimengerti oleh semua makhluk. Menghancurkan semua kekuatan Mara dan menaklukkan para Tirthika. Roda ini merupakan jalan keluar dari samsara. Roda ini adalah memasuki lingkup Buddha. Roda ini dipahami oleh para Arya dan direalisasi oleh para Pratyekabuddha. Roda ini dirangkul oleh para Bodhisattva. Roda ini dipuji oleh semua Buddha. Roda ini tak terpisahkan dari semua Tathagata.”
“Maitreya, demikianlah Roda Dharma yang diputar oleh Tathagata. Hanya ketika Tathagata memutar roda demikian maka beliau disebut Tathagata … disebut Samyaksambuddha.”