Belajar Melayani Kunjungan ke Panti Wredha KOWANI Minggu, 10 Juli 2010
Berbagi Kebahagiaan di Pagi yang Cerah
“Apa nama hewan yang menghasilkan madu?” Tanya MC lewat pengeras suara.
“Lebah!!!” Para Oma setengah berteriak berlomba-lomba mengacungkan tangan.
“Alat apa yang digunakan untuk melicinkan pakaian?”
“Setrika!!!” teriakan para Oma susul-menyusul.
“Apa yang terindah di dunia ini?”
Hening sejenak.
“Bunga.” Seru salah satu Oma.
“Bulan.” Susul Oma yang lain.
“Bintang…”
MC tersenyum. Setengah menggeleng. Lalu memberi kode bersimbol hati dengan tangannya.
“Cinta atau kasih sayang adalah jawabannya.”
Pagi itu kebahagiaan bersemi. Puluhan murid sekolah yang turut bersumbangsih dalam acara ini tak pernah kehilangan senyum dari wajah mereka. Sedikit tarian diperagakan kepada para Oma untuk melatih dan melemaskan otot-otot yang sudah mulai rapuh.
Acara nyanyi pun tidak ketinggalan. Lagu ‘Bengawan Solo’ dibawakan dengan piawai oleh salah satu Oma dan bersama-sama disenandungkan di dalam hall kecil bercat putih di panti wredha pagi itu. Sesudah itu disusul beberapa lagu mandarin seperti “Ye Liang Tai Piau Wo Ti Sin,” “Mei Hua,” “Thien Mi Mi,” yang merupakan lagu-lagu favorit para Oma. Kemudian lagu gereja berjudul “Hati yang Gembira” pun dinyanyikan dengan suka-cita diiringi tepukan tangan berirama.
Walau akhirnya nada lagu mulai terdengar sumbang, irama tidak jatuh sesuai ketukannya, dan nyanyian telah berubah menjadi teriakan, namun senyum para pengisi acara selalu terhias. Tak menjadi masalah dan tak ada yang salah dengan semua itu, karena motivasinya adalah untuk meluangkan waktu bersama para Oma, belajar mendengarkan curahan isi hati mereka, menemani dan menghibur, yang pada intinya adalah berbagi kebahagiaan.
Dua jam pun berakhir sudah, lambaian tangan dan pelukan menutup acara di pagi yang cerah itu. Lagu “Sayonara” sayup-sayup terdengar dari pinggir jalan di sebelah samping panti wredha tersebut.
“Sayonara … Sayonara sampai berjumpa ...
Buat apa susah ...
Buat apa susah ...
Susah itu tak ada gunanya…”
|