Stupa Induk Borobudur adalah Stupa
Dharmakaya yang tidak memiliki ornamen apa pun, seperti cattra.
Dharmakaya dimengerti sebagai Kebisaan untuk Tahu atau Kesadaran Sempurna.
Dharma dalam konteks ini berarti "realitas, semua yang dialami, fenomena, pengalaman" sedangkan "
kaya" artinya "perwujudan, pengejawantahan."
Stupa
Dharmakaya ini juga dipahat pada panil no. 13 di level IV, sebagai perwujudan sloka ke-13 dari
samantabhadracaryā-pranidhānam (Prasetia Perilaku yang Serba Bajik [
samantabhadra]). Panil ini sangat jelas menggambarkan rupa/bentuk stupa induk tanpa chattra. Buddha duduk di tengah relung dalam mudra "memutar Roda Dharma" (
dharmacakra). Di sebelah kiri dan kanan stupa terdapat empat Buddha lainnya, masing-masing dalam mudra semadi (
dhyana), memberi (
vara), menyentuh bumi (
bhumisparsa), dan ketidakgentaran (
abhaya). Pahatan panil IV. 13 ini menjawab rupa dari stupa induk Candi Borobudur dan stupa-stupa di tiga teras bundar. TANPA CATTRA.
Lebih lanjut, Theodoor van Erp sebenarnya tidak pernah menemukan cattra, tetapi hanya kepingan-kepingan batu yang beliau duga adalah bagian dari cattra yang datangnya dari stupa induk.
Setelah cattra terpasang beberapa bulan oleh van Erp, asistennya, J. J. de Vink di bulan Oktober 1911, menemukan landasan stupa-stupa pada platform batu bata di sebelah timur dasar bukit candi. Bisa jadi temuan ini meyakinkan van Erp untuk menurunkan cattra yang dipasangnya.
Temuan ini juga memperlihatkan kepingan batu-batu berprofil yang diduga bagian dari cattra kemungkinan besar TIDAK BERASAL DARI STUPA INDUK tetapi dari stupa-stupa lain di sekitar Candi Borobudur.
***
Presentasi lainnya dan pembahasan mengenai cattra dapat diikuti di youtube: